SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu: SEKOLAH DI DESA YANG SELALU “UP TO DATE”

Gagasan paling awal keberadaan SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu adalah keprihatinan pendidikan untuk masyarakat di Sedayu dan sekitarnya. Maka, sebelum masa kemerdekaan, didirikanlah volkschool (sekolah desa) dan vervolk school (sekolah lanjutan), yang antara lain diprakarsai oleh para misionaris Katholik.

Pada awalnya sekolah-sekolah ini belum memiliki gedung, dan meminjam rumah-rumah penduduk. Kemudian berdirilah Sekolah Rakyat (SR). Seiring perkembangan jaman, sekolah lanjutan (setara SMP), tidak mampu lagi memenuhi tuntutan dunia kerja. Maka keluarga-keluarga yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan, menyekolahkan putra-putrinya ke kota Jogja.

Agar bisa tiba di sekolah di kota tepat waktu, para pemuda-pemudi saat itu harus tiba di stasiun pada sekitar jam 5 pagi. Mereka kemudian menaiki kereta api uap. Jika orang tua memiliki uang, pulangnya mereka bisa naik kereta lagi. Tapi jika tidak, mereka harus berjalan kaki sampai ke rumah.

Pada sekitar tahun 1960-an, banyak pemuda di Sedayu dan sekitarnya yang lulus setingkat SMP. Mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya karena bersekolah di kota, selain jauh, juga berarti ongkosnya lebih banyak. Hal ini menjadi keprihatinan pastor yang bertugas di Paroki Sedayu dan beberapa tokoh umat. Maka pada tahun 1967, Paroki Sedayu memprakarsai pendirian SPG dengan nama Santo Paulus. Agar sekolah menjadi lebih baik, pada tahun berikutnya, pengelolaan SPG dan SMP diserahkan pada Kongregasi Bruder FIC, sekaligus mengundang Kongregasi Bruder FIC agar memiliki biara di Sedayu.

Pada awalnya, gedung kelas dan gedung kantor SPG juga meminjam rumah warga Dusun Gubug. Seiring peningkatan jumlah murid, tentu dibutuhkan gedung sekolah yang permanen. Maka dibangunlah gedung sekolah di selatan rel kereta api, yang masuk dusun Sedayu. Pada saat itu para siswa-siswi SPG juga ikut terlibat membangun gedung tersebut. Di kemudian hari, semangat berkarya yang dipupuk di sekolah ini, berbuah nyata dan menghasilkan lulusan yang berkualitas.

 

Pada tahun 1989, terbit SK Mendikbud RI No. 031113HKpts1989 tanggal 25 Februari 1989, yang menyatakan SPG Pangudi Luhur Sedayu beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur Sedayu. Pada saat itu, jenjang SMA dipilih dengan harapan lulusan dari sekolah tersebut berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Meski begitu, lulusan SMA Pangudi Luhur Sedayu juga dibekali ketrampilan yang memungkinkan mereka untuk langsung memasuki dunia kerja.

Di kemudian hari, Yayasan Pangudi Luhur mewajibkan sekolah-sekolah yang bernaung dibawahnya untuk memiliki nama santo pelindung. Maka SMA Pangudi Luhur Sedayu memilih nama pelindung St. Louis IX, nama babtis pendiri Kongregasi Para Bruder FIC, Mgr Ludovicus Ruten. Nama pelindung ini diresmikan dengan Ekaristi tanggal 25 Agustus 2010.

Kini, SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu terus bergerak mengikuti perkembangan tuntutan jaman. Tawaran-tawaran program bantuan dari pemerintah selalu ditangkap dan diterapkan dengan sebaik-baiknya demi kemajuan proses belajar-mengajar.

Selama pandemic kovid tahun 2020 sampai 2022, sekolah tak ketinggalan menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Selain mengembangkan sendiri system e-learning, dan sekolah, dalam hal ini bidang kurikulum, memberikan pendampingan yang maksimal terhadap guru pengajar mau pun siswa peserta didik.

SMA Pangudi Luhur Sedayu juga tercatat ikut menyelenggarakan beberapa webinar tentang PJJ di awal masa pandemi. Dan webinar ini terbuka untuk para pendidik yang satu yayasan mau pun satu daerah.

 

Kondisi Fisik dan Lingkungan

SMA Pangudi Luhur Sedayu beralamatkan di Jalan Wates Km.12 Argosari, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.Dari Jalan Raya Wates masih ke utara 1,2 km. Terletak diantara sawah-sawah penduduk dan tepat di sebelah selatan rel kereta api, sehingga kadang-kadang kegiatan belajar-mengajar sedikit terganggu ketika ada kereta api yang melintas. Meskipun begitu, karena jauh dari rumah penduduk, suasananya sangat sepi, cocok untuk belajar. Jalan penghubung dari jalan raya Wates adalah jalan aspal kelas III.

SMA Pangudi Luhur Sedayu memiliki gedung yang kokoh. Sirkulasi udaranya sangat baik dan terdapat banyak jendela sehingga cahaya cukup mendukung proses belajar-mengajar. Terdapat taman di depan semua kelas sehingga menambah kesejukan, keindahan, dan kenyamanan lingkungan. Untuk berolahraga telah disediakan lapangan bagian selatan dan bagian barat. SMA Pangudi Luhur Sedayu dikelilingi pagar permanen terbuat dari batu bata dan batako. Untuk pengamanan, kecuali pagar, maka dibuat pintu-pintu besi yang menghubungkan halaman luar dengan halaman dalam sebanyak 5 pintu.

Di lingkungan sekolah ini terdapat beberapa taman. Di bagian dalam terdapat taman dengan kolam ikan; dari petak taman yang satu dengan petak taman yang lain dibuat jalan penghubung antar kelas, bagian utara dengan bagian selatan. Di bagian luar sebelah barat juga terdapat taman. Lapangan olah raga terdapat di bagian selatan dan bagian barat, yaitu lapangan basket permanen, lapangan voli, dan lapangan footsal.

Dalam hal sarana dan pra sarana pendidikan, SMA Pangudi Luhur Sedayu memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya. Sebelum pandemic kovid merebak, sekolah ini sudah mendapat bantuan sanitasi dari Program Bantuan Pemerintah untuk Renovasi Sanitasi tahun 2019. Dan tentu, untuk menyongsong tatap muka pasca pandemi kovid, sekolah menambah sarana sanitasi, pemeriksaan suhu badan dan sarana pendukung lain.

 

Data Kelembagaan Sekolah

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Sedayu

Lokasi : Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu,Bantul, Yogyakarta 55752

Tahun Berdiri : 1989 alih fungsi dari SPG menjadi SMA

NSS : 302040104005

Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A

No. Keputusan AK : 273 C.c7KepMN99

Tanggal Keputusan : 17 September 1999

Waktu Sekolah : Pagi

 

Share this Post