TIM JURNALISTIK SMA PL “ST. LOUIS” KUNJUNGI RBTV/AMIKOM DAN KANISIUS

Saat ini studio televisi tidak hanya memproduksi berita untuk program di televisi, namun juga untuk konten media social semacam you tube. Hal ini memiliki dua tujuan. Pertama, media social menjadi sarana mempublikasikan karya jurnalistik. Kedua, media social menjadi sarana sosialisasi kepada masyarakat. Demikian dikatakan Navita Angfu, Tim Produksi RBTV, dihadapan anggota Tim Ekstakurikuler Jurnalistik SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu, Bantul, Rabu (15/3) di Universitas Amikom Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari kunjungan tim jurnalistik ke perusahaan media di Yogyakarta.

 

Novita Angfu juga menjelaskan bagaimana menyiapkan proses siaran di RBTV.  RBTV merupakan stasiun TV lokal yang bekerjasama dengan Kompas TV sebagai TV siaran nasional. Untuk siaran live segmen Kabar Jogja, yang mengudara jam 6.30, presenter berita harus sudah siap dihadapan kamera paling lambat 15 menit sebelumnya. Novita Angfu juga menjelaskan kesulitan yang dihadapi TV local dalam memperebutkan iklan, karena bersaing dengan TV siaran nasional dan media online. Maka tidak heran jika RBTV lebih banyak menyajikan iklan berisi program-program pemerintah daerah. Juga dijelaskan kebijakan pemberitaan yang berorientasi kepada dampak pemberitaan. Maka RBTV tak hanya melulu menyiarkan yang baik, karena media juga memiliki fungsi control selain fungsi informatif.

 

Pembicara lainnya, Sunar Handari, Manajer Program RBTV, menjelaskan bahwa reporter berita saat ini berbeda dengan reporter berita pada masa sebelumnya. Pada masa sebelumnya, untuk menarik seorang reporter berita menjadi presenter acara bincang-bincang, tidaklah terlalu sulit. Karena Sunar Handari sendiri dahulunya juga pernah menjadi reporter berita. Juga dijelaskan perbedaan karakter pemberitaan antara televisi, radio dan media cetak. Studio RBTV sendiri berada di Universitas Amikom. Di tempat yang sama juga dijelaskan oleh Elisabeth Dyah, student staff Universitas Amikom, tentang proyek-proyek media yang sedang dikerjakan oleh Amikom. Yang sudah dikerjakan adalah Film “Beatle of Surabaya,” dan yang saat ini tengah dikerjakan adalah film “Aji Saka.” Untuk pembuatan film animasi ini secara umum ada tiga tahapan, yaitu riset konsep, 3D asset dan 3D animasi. Proses ini termasuk lama karena bisa mencapai 10 tahun.

 

Kunjungan kedua adalah ke PT Kanisius. Uji Prasetya, salah satu editor, menjelaskan bahwa di Kanisius terdapat 5 divisi. 3 divisi yang berkaitan langsung dengan proses mencetak buku adalah divisi penerbitan, divisi percetakan dan divisi penjualan. Dalam divisi penerbitan terdapat dua departemen, yaitu departemen redaksi dan departemen Kanisius Eksklusif Publishing. Secara sederhana, kedua departemen ini memiliki perbedaan dalam hal pembiayaan dan pendistribusian buku. Departemen redaksi mengurusi buku-buku yang diajukan untuk masuk ke penerbitan kanisius, dan dicetak di percetakan kanisius. Tentu untuk bisa diterbitkan oleh Penerbit Kanisius harus menjalani seleksi yang antriannya tidak pendek. Jika ingin cepat dicetak, naskah buku dimasukkan ke Kanisius Eksklusif Publishing. Bisa lebih cepat karena buku tersebut dicetak oleh penulisnya  sendiri atau oleh penerbit lain. Sehingga tidak perlu menjalani studi kelayakan pasar. Setelah penjelasan, Tim Ekstrakurikuler  Jurnalistik SMA PL “St. Louis” diajak untuk melihat ruang kerja editor dan lantai produksi percetakan.

Share this Post