TERUSIK DENGAN PERASAAN DIGAJI KARENA PRESENSI

TERUSIK DENGAN PERASAAN DIGAJI KARENA PRESENSI

 

Bagi yang pernah belajar di SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu, Bantul, dan pernah diajar oleh Pak YY. Purwoko Agus Subroto, tentu tidak akan lupa dengan kesabaran Pak Agus dalam mengajar. Br. Frans Sugi, FIC, Kepala YPL Perwakilan Yogyakarta, menyebut Pak Agus Subroto, mengutip kenangan seorang mantan siswa Pak Agus Subroto, sebagai guru matematika yang tidak “medeni.”

 

Pak Agus Subroto merupakan guru angkatan pertama era SMA, selepas alih fungsi SPG, tahun 1989, yang berkarya sampai bulan Agustus 2022. Yang istimewa adalah bahwa Pak Agus Subroto merupakan guru PNS yang diperbantukan, sejak awal sampai purna, di SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu, Bantul.

 

Pak Agus Subroto, dalam perayaan syukur purna tugas, mengakui bahwa menjadi guru di tempat yang sama selama 33 tahun, tentu pernah mengalami pergolakan hidup. Salah satu hal yang mengusik pikirannya adalah perasaan digaji karena presensi. Karena sebagai PNS di era saat ini, tuntutan presensi adalah hal yang mutlak.

 

Pak Agus kemudian menceritakan mengenai prosedur presensi seorang PNS. Ia setiap pagi harus mengisi presensi, dan ber-swafoto dengan seragam, yang dilakukan via media online, dengan batasan jarak sekian ratus meter, dalam peta online, dari titik pusat instansi tersebut. Pulangnya juga harus absen lagi dengan cara yang sama. Pernah di suatu hari Pak Agus Subroto sudah mengajar, tapi ia lupa presensi online di pagi hari. Maka ia harus segera mengurus ijin cuti kepada dinas pendidikan untuk hari itu. Inilah yang ia sebut “digaji karena presensi.”

 

Dalam masa awal purna tugas ini, yang paling disyukuri oleh Pak Agus Subroto adalah anugrah kesehatan. Karena selepas pesta 25 tahun berkarya di YPL, tahun 2015, Pak Agus Subroto mengalami gangguan kesehatan. Tidak hanya satu kali. Dalam kurun waktu 2016 hingga 2020, harus tujuh kali masuk rumah sakit. Bahkan pernah ketika dirawat di rumah sakit, disarankan dibawa pulang saja, yang artinya pihak rumah sakit pun sudah pesimis akan perkembangan kesehatan Pak Agus Subroto.

 

Maka, ketika menjelang purna tugas menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit, dan hasilnya adalah kondisi yang sehat, itulah yang paling disyukuri oleh guru matematika yang tidak “medeni” ini.

 

Share this Post