SOSIALISASI PENCEGAHAN BENCANA DALAM SOSKAM HARI PERTAMA

SOSIALISASI PENCEGAHAN BENCANA DALAM SOSKAM HARI PERTAMA

 

Bencana adalah kegiatan yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan manusia, baik oleh factor alam mau pun non alam, sehingga menimbulkan korban. Menurut definisi ini, disebut bencana jika peristiwa tersebut menimbulkan korban. Demikian diungkapkan Rochim, dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Selasa (19/7) dalam kegiatan sosialisasi dan kampanye di SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu, Bantul.

 

Jika terjadi suatu peristiwa, misalnya gempa bumi, tetapi sama sekali tidak menimbulkan korban, maka gempa tersebut tidak dikategorikan sebagai bencana, melainkan sebagai peristiwa alam. Beberapa peristiwa alam merupakan sesuatu yang tak bisa dicegah dan dihindari oleh manusia, sehingga peristiwa tersebut pasti terjadi. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk mengurangi resiko korban, caranya dengan mempelajari bencana dan berlatih menanggulangi korban bencana. Di Kabupaten Bantul terdata sembilan macam ancaman bencana, yaitu gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran, kekeringan, wabah penyakit, banjir, cuaca ekstrim dan abrasi laut. Di SMA PL “St. Louis IX” terdata empat macam ancaman bencana, yaitu gempa bumi, kebakaran, wabah penyakit dan cuaca ekstrim.

 

SMA PL “St. Louis IX” sendiri merupakan sekolah SPAB, Satuan Pendidikan Aman Bencana. Tugas SPAB adalah menjadikan ancaman tersebut hanya sebagai ancaman semata, tidak menjadi bencana. Kegiatan utama SPAB adalah belajar dan berlatih menanggulangi bencana. Secara sederhana, alikasi dari SPAB adalah mengenali tempat-tempat yang aman atau tidak aman, mengenali system peringatan diri, mengenali titik-titik kumpul jika terjadi bencana, menata ruang kelas sehingga penghuni kelas bisa cepat keluar, membuat almari yang tidak mudah roboh, meningkatkan kemampuan tentang kebencanaan dan meningkatkan latihan siaga bencana. Rochim mengatakan, jika terjadi bencana hendaknya semua orang tidak panic, mengikuti orang yang tidak dewasa, dan jika terjadi goncangan gempa untuk segera menjatuhkan diri. Dan jika tidak bisa keluar ruangan untuk segera mencari tempat berlindung.

 

Pembicara kedua adalah Khamdani, dari dinas pemadam kebakaran. Khamdani menyebut bahwa salah satu bentuk kebakaran adalah api. Api merupakan reaksi oksidasi yang berjalan cepat, yang melibatkan 3 unsur, yaitu panas, oksigen dan material yang mudah terbakar. Ketiga unsur tersebut akan memunculkan panas dan cahaya. Kebakaran disebabkan oleh empat factor, yaitu factor manusia (lalai, tidak tahu, sengaja), factor hewan (kucing, tikus), factor listrik (korsleting) dan factor alam (gunung meletus dan gesekan ranting).

 

Materi yang lain yang diberikan pada hari tersebut adalah sekolah ramah anak dan adiwiyata (sekolah ramah lingkungan). Dalam materi Sekolah Ramah Anak, Lisna Indrawati, guru Bimbingan dan Konseling mendorong siswa siswi untuk berani menghentikan kekerasan yang terjadi di sekolah. Materi-materi ini diberikan kepada kelas X, XI dan XII secara terpisah.

Share this Post