
Program untuk membuka diri terhadap siswa berkebutuhan khusus ini bukanlah sebuah rencana, namun dalam dua tahun terakhir ada masing-masing satu siswa yang berkebutuhan khusus yang diterima di SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu, Bantul. Tentu siswa yang berkebutuhan khusus yang dimaksud adalah terbatas pada cacat fisik yang memiliki halangan dalam mengikuti beberapa kegiatan. Demikian diungkapkan oleh Br. Yustinus Wahyu Bintarto, FIC, Kepala SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu, Sabtu (16/9) dalam rapat guru karyawan.
Wujud dari kepedulian terhadap siswa berkebutuhan khusus adalah mempermudah akses jalan bagi siswa yang mengalami kendala berjalan. Misalnya siswa harus menggunakan alat bantu jalan berupa tongkat, kruk mau pun kursi roda. Idealnya juga ada WC yang mudah diakses oleh para penyandang disabilitas fisik ini. Namun keterbatasan anggaran membuat sekolah belum bisa memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan.
Dalam hal penerimaan siswa baru, kuota yang ada pada tahun ajaran 2023/2024 adalah sama dengan tahun ajaran sebelumnya, yaitu 143 siswa dalam 4 rombongan belajar. Seandainya akan menambah jumlah rombongan belajar, maka perlu penambahan jumlah penerimaan dalam jumlah yang signifikan. Dan jika ada penambahan rombongan belajar berarti minimal ada penambahan ruang kelas dan hal ini perlu dikomunikasikan kepada Yayasan Pangudi Luhur Pusat.